Kaum milenial di zaman digital masih banyak yang belum memiliki rumah meskipun pendapatan mereka relative tinggi akan tetapi dalam mengelola masih belum menemukan strategi yang tepat, disisi lain harga rumah sekarang relatif meningkat disertai dengan biaya lain untuk hunian rumah baru.
Apalagi kaum milenial masih banyak yang menggunakan uang untuk keperluan sekunder seperti pola hidup komsutif, mengedepankan lifestyle sehingga keuangan mereka tidak terkontrol untuk jangka panjang.
Menurut Arin Setyowati Pakar Ekonomi UM Surabaya usia-usia generasi milenial lekat dengan karakter percaya diri, ekspresif, bersemangat dan terbuka pada tantangan. Kebanyakan berprinsip "kamu hidup sekali/you only live once" yang membuat gaya hidup serta biaya pergaulan mereka semakin meningkat
Menurutnya generasi milenial juga terbiasa dengan barang yang selalu up to date, lebih mementingkan liburan untuk memenuhi keinginan swafoto di tempat yang indah dibandingkan memenuhi kebutuhan hidup utamanya, serta seringkali menghabiskan waktu di kafe mahal atau bahkan membeli baju hanya dengan pertimbangan brand/merk. Sehingga mereka sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Dengan gaya hidup yang di terapkan oleh kaum milenial maka terdapat beberapa tips yang dapat meminimalisisir pola hidup komsutif sehingga mereka segera memiliki rumah impian di zaman digital yakni disiplin dan dipaksakan terlebih dahulu untuk mengatur strategi keuangan agar dapat mengelola kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder mereka, lalu kaum milenial harus memiliki kesadaran yang tinggi bahwa setiap tahun harga property semakin naik sehingga menabung, berhemat, maupun mengatur keuangan mutlak dilakukan.
Semakin besar pendapatan kaum milenial maka perbesar tabungan investasi mereka dengan membeli dan memiliki rumah di zaman digital tidak hanya sebagai tempat hunian akan tetapi sebagai investasi jangka panjang bagi mereka.